Buat elo dan gue yang sehari-harinya kerja di dunia kreatif, especially dunia agency (periklanan), film ini mengupas semua yang terjadi dan dialami anak-anak kreatif. Mulai dari bos yang workaholic, bos yang kerjanya jilat atasan, sampai persaingan pitching antar agency dan antar tim kreatif dalam satu company, lembur-lemburan nyiapin konsep cuma seminggu, belum lagi ngadepin client yang kasih brief aja gak jelas, nyuruh anak creative buat mikir (dikira robot, wakakaka). Romance nya juga ada, jokes nya juga ada. Nih drakor ngajarin gue banyak hal. Terutama ngadepin musuh dan gak melihat sesuatu dari yang tampak luar aja. Udah ah, langsung aja gue bahas.
Sinopsis
Berkat kerja kerasnya, Go Ah-In meraih posisi sebagai Chief Creative Officer. Sayangnya, di balik kenaikan jabatan, ada beberapa orang yang berniat menyingkirkan dia. Ini yang bikin gue gondok plus sedih, yang pengen menyingkirkan tuh COWOK BAPAK-BAPAK. Jadi, ceritanya di company (VC Communication) Go Ah-In kerja, gak ada tradisi jabatan Chief Creatif Officer tuh CEWEK. Nah, kayak apa sih cerita persaingan dan bertahannya Ah-In (gue singkat aja ya panjang namanya) plus tim-nya yang RELATE SAMA DUNIA GUE DAN ELO SEMUA DI DUNIA KREATIF?
Pemeran utama:
Lee Bo-Young sebagai Go Ah-In
Son Na-Eun sebagai Kang Ha-Na
Han Joon-Woo sebagai Park Young-Woo
Cho Seong-Ha sebagai Choi Chang-Soo
Pemeran pendukung:
Jeon Hye-Jin sebagai Jo Eun-Jung
Lee Chang-Hoon sebagai Han Byung-Soo
Lee Gyeong-Min sebagai Seo Jung-Woo
Kim Dae-Gon sebagai Kwon Woo-Chul
Jung Woon-Sun sebagai Bae Won-Hee
Untuk pemeran lainnya bisa dilihat di website Asian Wiki
Episode Awal Digebrak dengan Penampilan Karakter Utama
Salah satu hal yang bikin gue betah nonton drakor ini karena less romance. Episode pertama digebrak dengan sesuatu yang curious dan bikin mata melotot buat nonton. Jadi, di episode pertama, Ah In diperlihatkan sebagai bos yang super freak. Bawahan yang keluar gak tahan karena Ah In dinilai sosiopat (manfaatin anak buah buat menaikkan prestasi dia di mata atasan).
Masalahnya, si anak buah yang resign itu dirobek ide copy (teks iklan) nya. Pas gue ikutan lihat juga ya bukan bela Ah-In sih, emang BIASA BANGET. Gue yang baca aja gak ada reaksi, sampe mikir itu teks ilmiah, cerpen, apa iklan ya? Gak salah kalau ditolak, tapi mungkin cara Ah-In yang mempermalukan anak buahnya itu yang bikin sakit hati.
Di episode 1 juga, Ah-In naik jabatan, tapi di akhir story episode 1 langsung kebuka deh kedok di balik kenaikan jabatan Ah-In. Apa lagi sih yang bikin gue pengen review?
Dunia Kerjanya RELATE dengan Dunia Kreatif Agency
Lembur tiada henti sampe kagak tidur, belum lagi penyampaian maksud dari orang-orang yang kudu pake kacamata tembus pandang biar bisa lihat di balik itu. DON'T JUDGE PEOPLE BY IT'S COVER cocok sih jadi message dari film ini, hahahaha. Because, yah kerja di dunia begini tuh elo gak bisa jadi ORANG POLOS. Semua bisa mendadak jadi SINGA, SERIGALA eh terus berubah jadi DOMBA yang pura-pura BEGO & POLOS, atau KEBALIKANNYA. Artificial banget pokoknya. Jadi harus siap-siap pake kacamata tembus pandang. Orang yang elo pikir BAIK ternyata JAHAT, orang yang elo pikir JAHAT ternyata BAIK.
Storytelling-nya Dapet, Less Romantic
Ini yang bikin gue betah nonton sampe 16 episode, nih cerita less romantic. Ada sih cerita romansa atasan bawahan cuma gak dibikin menye-menye banget. Tapi tetep baper sih hahahaha. Itu tuh kisah si anak pemilik perusahaan dan sekretarisnya. Lucu dan happy ending sih, cuma porsi ceritanya gak banyak, karena bukan fokus utama juga.
Sayangnya....
Episode Pertengahan Boring Abis
Setelah episode menegangkan karena team Ah-In menang pitching yang bikin gue yang nonton mules, tegang, dan gak bisa pindahin mata dari layar hp. Eh, setelah itu ceritanya touch down, ke cerita persaingan kakak adik yang saling sikut dengan cara yang menurut gue agak kekanakan banget. Chessy banget sih, cuma ternyata emang penyajian drakor ini begini. Kayak naik roller coaster, naik terus, eh tiba-tiba turun, terus flat, eh naik lagi.
Untungnya sih...
Tetap Ada Benang Merah
Sekalipun rada chessy dengan perseteruan kakak adiknya anak pemilik perusahaan, tapi ada benang merah dan relate sama si Ah-In dan keberlanjutan kisahnya. Karena sekali lagi, namanya kerja di kantor pasti akan menemukan masalah remeh yang dimanfaatkan sama si paling haus jabatan (yang kalau di series ini dibilang hewan buas). Perseteruan kakak adik ini dimanfaatkan sama saingan si Ah-In, alias COWO BAPAK BAPAK. Maap ya gue capslock karena sumpah sebel banget gue sama tuh cowo. Segitunya mau saingan sama cewe yang notabene anak yatim. Mending kalau saingannya fair, ini udah gak fair. Mungkin si penulis memang mau ngasihtau persaingan di Korea yang seringkali gak fair/gak sehat.
Endingnya Gimana?
Yah kalau dikasihtau spoiler dong hehehe. Tapi gue kasih tau sedikit aja yah, every difficult in creative world find conclusion. Orang yang cuma berusaha berubah karena omongan orang bakalan kegilas, lu harus punya something atau keunikan (diri sendiri) kalau elu mau sukses atau at least diliat orang lain.
Intinya sih ini drama selain menceritakan lika liku dunia tim kreatif agency, juga menceritakan hubungan keluarga. Yah, kalau elu ngarepin banyak tokoh ganteng atau cantik, lupain aja dah. Sebagian mukanya yah kayak pekerja pada umumnya, pekerja kreatif. Keseharian mereka di kantornya seperti pekerja kreatif yang biasa kita temui. Satu hal lagi, issue mental health juga turut dibahas di series Agency ini. Sejujurnya ini juga banyak ditemui di dunia kerja kreatif Indonesia.
Review dari Gue
Korea selalu punya ide dari keseharian mereka buat dijadikan cerita, bahkan dari dunia agensi iklan. Akting para pemain bener-bener menggambarkan pekerja kantoran kreatif, saling sikut, menjilat bos, lembur-lemburan, makan juga gak teratur, minum kopi bergalon-galon, sampai harus mengorbankan janji sama keluarga saat ada kerjaan dadakan (projek Roro Jonggrang).
Soal soundtrack lagu menurut gue sih pas aja, gue cukup menikmati bahkan ada yang gue download dan gue puter pas lagi butuh dengerin musik saat kerja. Salah satunya OST Judulnya Alarm, song by NIve
Bahkan ide-ide buat bersaing dengan rekan kerja juga gue pelajari di film ini, terutama di akhir episode 2 gimana Ah-In menjatuhkan saingan yang udah memplot dia buat menduduki jabatan itu cuma 1 tahun alias lip service buat jadi mukanya VC doang. Intinya sih Ah-In itu benar-benar memanfaatkan peraturan perusahaan dan jabatannya dengan tepat sebagai CCO (Chief Creative Officer) untuk melawan si COWOK BAPAK-BAPAK.
Hanya menurut gue, masih ada 1 karakter di team Ah-In yang sejak awal gue perhatikan gak ada perkembangan kisah, flat aja gitu. Kesannya ya cuma tempelan doang, karakter si Han Byung-Soo seolah hanya jadi asisten atau kaki tangan (spy) si Ah-In.
Overall untuk perkembangan cerita menurut gue sih bagus ya, setiap series memiliki nilai jualnya sendiri yang membuat penonton tuh gak ingin melewatkan walau seperti gue bilang boring di pertengahan. Udah gitu, satu hal yang menarik dan ini gak ada deh di budaya agency Indonesia yaitu setiap grup kreatif dikasih kartu kredit yang saldonya buat biaya makan-makan tim kreatifnya.
Tanggepan untuk Akting Lee Bo-Young dan Son Na-Eun
Di sini Lee Bo-Young berhasil comeback dengan akting nya yang memukau sebagai copywrtiter handal di dunia per-ahensian, tapi punya luka masa kecil (diremehkan dan ditinggal sama ibunya) sedangkan Son Na-Eun sukses memerankan chaebol yang berkarakter gila, pake intuisi, dan berani.
Jadi Berapa Skor Rate untuk Agency Series Ini?
Cerita 8/10
Musik 8/10
Karakter 7/10
Penasaran pengen nonton? K-Series ini ada di Netflix dan Vidio.