Rabu, 27 Juli 2016

Digital Saat Ini, Hidup Dalam Genggaman



Dari bangun tidur hingga mata terpejam hidup kita bak dalam genggaman. Coba saja renungkan hal apa yang ada dalam pikiran kita saat baru bangun tidur? Sebagian besar orang akan menyebut smartphone atau perangkat digital. Bahkan hingga menjelang tidur, hal yang tak bisa lepas dari genggaman adalah perangkat digital.

Ini bukan sekedar fenomena sekejap, juga bukan penyakit. Tapi semakin hari perkembangan dunia digital yang semakin hari semakin memudahkan membuat kita tidak dapat terlepas barang sedetikpun. Sebagai contoh, untuk mengecek jadwal rutin harian, kita membuka notes harian di smartphone atau smartwatch kita.

Kilas balik ke masa ketika internet baru masuk ke Indonesia, di mana hanya segelintir orang saja yang mampu menikmati mewahnya akses dunia maya. Provider yang menjadi raja saat itu adalah Telkom Speedy, belum lagi harga berlangganan dan akses menggunakan telpon rumah. Pasti sebagian dari kalian yang mengalami akan tersenyum sendiri. Tagihan telpon membengkak karena akses internet gila-gilaan tak kenal waktu.

10 tahun setelah invasi internet dan penguasaan satu-satunya provider di Indonesia, beberapa provider GSM pasca bayar maupun pra bayar mulai mengikuti jejak sang penguasa. Menawarkan paket internet, orang pun berbondong-bondong membelinya dalam bentuk USB ataupun hotspot wifi di dalam rumah.

Perkembangan dunia digital sebelum diinvasi oleh smartphone terlebih dulu dimasuki secara diam-diam oleh notebook atau laptop yang dapat dibawa ke manapun hanya bermodalkan charger untuk masa hidupnya agar tidak habis saat digunakan. Tahun bergulir orang pun semakin merasa notebook masih terlalu besar. 

Pasar digital kembali diramaikan dengan berbagai perangkat seperti tablet dari yang paling mahal hingga yang paling murah. Tablet terus berinovasi sampai akhirnya invasi dari smartphone atau ponsel pintar yang muat dalam genggaman dengan fungsi hampir sama dengan tablet.

Ketika pasar smartphone diinvasi oleh blackberry yang kala itu menjadi primadona. Semua orang tak ada yang tak memiliki blackberry. Di zaman itu, ketika berkenalan pun yang ditanyakan bukan berapa nomor telepon, namun PIN BB. Tentu saja saya dan kalian ingat sekali zaman itu, bahkan rasanya bangga ketika memiliki blackberry terbaru.

Dunia digital tak hanya blackberry, namun PDA turut serta meramaikan. Buat kalian yang memilikinya, pasti pernah merasakan terbantu dengan adanya asisten 24 jam berbentuk digital. Perkembangan ini terus bergulir, ketika pasar smartphone mulai dimasuki negara-negara tetangga dari wilayah daratan Asia.

Terutama Cina, Jepang, dan Korea, di mana Cina menduduki peringkat tertinggi untuk smartphone dengan harga yang cukup menggiurkan di mata penduduk Indonesia. Siapa tak kenal dengan produk seperti Mito, Titan, atau Advan.

Beberapa provider semakin gencar memberikan paket internet bahkan beberapa sampai ada yang rela perang tarif. Saya ingat kasus dua provider terbesar di Indonesia yang adu tarif di berbagai media promosi. Sempat ramai kala itu walau pihak internal membantah namun masyarakat sudah terlalu pintar jadi tak mudah dibohongi.

Menyoroti hal ini, dunia digital yang saat ini digadang membuat hidup dalam genggaman membuat beberapa platform semakin gencar memberikan kemudahan. Bahkan beberapa dunia bisnis mau tak mau harus mengikuti jika tak ingin tertinggal karena dunia saat ini sudah semakin terasa kecil walau pada kenyataannya besar.

Sebagai contoh Google, search engine terbesar di dunia yang diakses bukan saja oleh orang Indonesia namun seluruh dunia. Berawal dari mesin pencari namun sekarang sudah menjadi rajanya dengan adanya Google Apps yang langsung otomatis terpasang di semua smartphone berbasis Android.

Berbagai aplikasi mulai dari aplikasi sosial media yang menduduki peringkat 4 besar yakni facebook, instagram, path, dan twitter. Aplikasi chatting dengan berbagai fasilitas yakni whatsapp, skype, facebook messenger, line, sampai yang saat ini sedang jadi kegemaran anak muda Snapchat.

Seperti kita tahu dunia digital tak sebatas hanya berinteraksi namun juga merambah kepada mendapatkan informasi penting seperti persoalan yang terjadi di dunia ekonomi, sosial politik, agama bahkan ranah entertainment. Hal ini terlihat dari bagaimana informasi tersebut mudah diakses berkat adanya kebiasaan latah orang kita yang oversharing termasuk saya, hehehehe.

Betapa mudahnya ketika berita tersebut mencuat di dunia digital atau dunia maya langsung menjadi Hot Topic atau istilahnya trending topic. Sehingga mau tak mau orang harus serba hati-hati dalam penggunaan dunia digital.

Dunia bisnis bahkan saat ini pun mulai mengalami perkembangan seiring dengan cepatnya gerakan dunia digital. Dari pertukaran market yang mengharuskan kita mau tak mau berjalan ke luar rumah hingga sedikit demi sedikit dimanjakan hanya dengan duduk di depan layar komputer atau smartphone. Memilih barang yang dibutuhkan, dan membayar cukup dengan sekali click. Namun tak sedikit pula yang masih memilih cara klasik datang ke mesin ATM sebagai alternatif pembayaran dengan alasan agar tubuh bergerak, hehehehe.

Menyikapi hal ini, dunia bisnis yang sudah beralih menjadi e-commerce harus didukung setidaknya oleh dunia perbankan yang tak hanya aman namun nyaman. Nyaman adalah membuat orang tak perlu lagi menghabiskan waktu berjam-jam untuk menyelesaikan pembayaran.


Dunia perbankan sudah lebih mudah dengan hadirnya mobile banking dan internet banking. Di mana kita tetap dapat mengecek  saldo ataupun melakukan transaksi seperti transfer, mengisi pulsa atau bayar berbagai tagihan.

Tapi orang-orang termasuk saya menuntut hal yang lebih dari itu seiring semakin majunya dunia digital dan tingkat kebutuhan mobile yang terus bergulir. Bayangkan dari sekarang ketika dalam satu hari kita ada acara yang tak bisa ditinggal barang sedikitpun. Misalnya running meeting dengan client, atau untuk artis yang supersibuk. 

Ada asisten yang membantu ah, mungkin itu pikiranmu. But, apakah kita rela memberikan password akun bank kepada sang asisten walau itu orang terdekat sekalipun? Jika ada asisten pribadi berbentuk digital mengapa tidak?

Saya terbayangkan dunia digital terutama perbankan ketika semua hal dalam hidup terselesaikan hanya dengan sekali click. Atau apa yah istilahnya digital banking? Bayar pulsa, berbagai tagihan, beli kebutuhan rumah tangga, membeli music digital, beli coin games tanpa perlu memasukkan tiga angka penting di belakang kartu debit atau credit. Cukup masukan username dan password akun bank kita.



Weits, apakah aman? Jika berbicara aman atau tidak tidak akan ada habisnya. Saya rasa jika salah satu bank sudah mengeluarkan fasilitas terbarunya. Pasti itu semua sudah termasuk dalam hal screening keamanan ketat yang tak akan mungkin dipikirkan hanya sekejap namun beratus juta kali demi keamanan nasabahnya.

Jadi bagaimana apakah sudah bersiap dengan invasi dunia digital yang sebentar lagi akan membuat hidup dalam genggaman? Tak perlu repot mencari mesin pembayaran, hanya sekali sentuhan kita akan merasakan hidup dalam genggaman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar