Dari bangun tidur hingga mata
terpejam hidup kita bak dalam genggaman. Coba saja renungkan hal apa yang ada
dalam pikiran kita saat baru bangun tidur? Sebagian besar orang akan menyebut
smartphone atau perangkat digital. Bahkan hingga menjelang tidur, hal yang tak
bisa lepas dari genggaman adalah perangkat digital.
Ini bukan sekedar fenomena
sekejap, juga bukan penyakit. Tapi semakin hari perkembangan dunia digital yang
semakin hari semakin memudahkan membuat kita tidak dapat terlepas barang
sedetikpun. Sebagai contoh, untuk mengecek jadwal rutin harian, kita membuka
notes harian di smartphone atau smartwatch kita.
Kilas balik ke masa ketika
internet baru masuk ke Indonesia, di mana hanya segelintir orang saja yang
mampu menikmati mewahnya akses dunia maya. Provider yang menjadi raja saat itu
adalah Telkom Speedy, belum lagi harga berlangganan dan akses menggunakan
telpon rumah. Pasti sebagian dari kalian yang mengalami akan tersenyum sendiri.
Tagihan telpon membengkak karena akses internet gila-gilaan tak kenal waktu.
10 tahun setelah invasi internet
dan penguasaan satu-satunya provider di Indonesia, beberapa provider GSM pasca bayar maupun pra bayar mulai mengikuti jejak sang penguasa. Menawarkan
paket internet, orang pun berbondong-bondong membelinya dalam bentuk USB
ataupun hotspot wifi di dalam rumah.
Perkembangan dunia digital
sebelum diinvasi oleh smartphone terlebih dulu dimasuki secara diam-diam oleh
notebook atau laptop yang dapat dibawa ke manapun hanya bermodalkan charger
untuk masa hidupnya agar tidak habis saat digunakan. Tahun bergulir orang pun
semakin merasa notebook masih terlalu besar.
Pasar digital kembali diramaikan
dengan berbagai perangkat seperti tablet dari yang paling mahal hingga yang
paling murah. Tablet terus berinovasi sampai akhirnya invasi dari smartphone
atau ponsel pintar yang muat dalam genggaman dengan fungsi hampir sama dengan
tablet.
Ketika pasar smartphone diinvasi
oleh blackberry yang kala itu menjadi primadona. Semua orang tak ada yang tak
memiliki blackberry. Di zaman itu, ketika berkenalan pun yang ditanyakan bukan
berapa nomor telepon, namun PIN BB. Tentu saja saya dan kalian ingat sekali
zaman itu, bahkan rasanya bangga ketika memiliki blackberry terbaru.
Dunia digital tak hanya
blackberry, namun PDA turut serta meramaikan. Buat kalian yang memilikinya,
pasti pernah merasakan terbantu dengan adanya asisten 24 jam berbentuk digital.
Perkembangan ini terus bergulir, ketika pasar smartphone mulai dimasuki
negara-negara tetangga dari wilayah daratan Asia.
Terutama Cina, Jepang, dan Korea,
di mana Cina menduduki peringkat tertinggi untuk smartphone dengan harga yang
cukup menggiurkan di mata penduduk Indonesia. Siapa tak kenal dengan produk
seperti Mito, Titan, atau Advan.
Beberapa provider semakin gencar
memberikan paket internet bahkan beberapa sampai ada yang rela perang tarif.
Saya ingat kasus dua provider terbesar di Indonesia yang adu tarif di berbagai
media promosi. Sempat ramai kala itu walau pihak internal membantah namun
masyarakat sudah terlalu pintar jadi tak mudah dibohongi.
Menyoroti hal ini, dunia digital
yang saat ini digadang membuat hidup dalam genggaman membuat beberapa platform
semakin gencar memberikan kemudahan. Bahkan beberapa dunia bisnis mau tak mau
harus mengikuti jika tak ingin tertinggal karena dunia saat ini sudah semakin
terasa kecil walau pada kenyataannya besar.
Sebagai contoh Google, search
engine terbesar di dunia yang diakses bukan saja oleh orang Indonesia namun
seluruh dunia. Berawal dari mesin pencari namun sekarang sudah menjadi rajanya
dengan adanya Google Apps yang langsung otomatis terpasang di semua smartphone
berbasis Android.
Berbagai aplikasi mulai dari
aplikasi sosial media yang menduduki peringkat 4 besar yakni facebook,
instagram, path, dan twitter. Aplikasi chatting dengan berbagai fasilitas yakni
whatsapp, skype, facebook messenger, line, sampai yang saat ini sedang jadi
kegemaran anak muda Snapchat.
Seperti kita tahu dunia digital
tak sebatas hanya berinteraksi namun juga merambah kepada mendapatkan informasi
penting seperti persoalan yang terjadi di dunia ekonomi, sosial politik, agama
bahkan ranah entertainment. Hal ini terlihat dari bagaimana informasi tersebut
mudah diakses berkat adanya kebiasaan latah orang kita yang oversharing
termasuk saya, hehehehe.
Betapa mudahnya ketika berita
tersebut mencuat di dunia digital atau dunia maya langsung menjadi Hot Topic
atau istilahnya trending topic. Sehingga mau tak mau orang harus serba
hati-hati dalam penggunaan dunia digital.
Dunia bisnis bahkan saat ini pun
mulai mengalami perkembangan seiring dengan cepatnya gerakan dunia digital.
Dari pertukaran market yang mengharuskan kita mau tak mau berjalan ke luar
rumah hingga sedikit demi sedikit dimanjakan hanya dengan duduk di depan layar
komputer atau smartphone. Memilih barang yang dibutuhkan, dan membayar cukup
dengan sekali click. Namun tak sedikit pula yang masih memilih cara klasik
datang ke mesin ATM sebagai alternatif pembayaran dengan alasan agar tubuh
bergerak, hehehehe.
Menyikapi hal ini, dunia bisnis
yang sudah beralih menjadi e-commerce harus didukung setidaknya oleh dunia
perbankan yang tak hanya aman namun nyaman. Nyaman adalah membuat orang tak
perlu lagi menghabiskan waktu berjam-jam untuk menyelesaikan pembayaran.
Dunia perbankan sudah lebih mudah
dengan hadirnya mobile banking dan internet banking. Di mana kita tetap dapat
mengecek saldo ataupun melakukan
transaksi seperti transfer, mengisi pulsa atau bayar berbagai tagihan.
Tapi orang-orang termasuk saya
menuntut hal yang lebih dari itu seiring semakin majunya dunia digital dan
tingkat kebutuhan mobile yang terus bergulir. Bayangkan dari sekarang ketika
dalam satu hari kita ada acara yang tak bisa ditinggal barang sedikitpun. Misalnya
running meeting dengan client, atau untuk artis yang supersibuk.
Ada asisten
yang membantu ah, mungkin itu pikiranmu. But, apakah kita rela memberikan
password akun bank kepada sang asisten walau itu orang terdekat sekalipun? Jika
ada asisten pribadi berbentuk digital mengapa tidak?
Saya terbayangkan dunia digital
terutama perbankan ketika semua hal dalam hidup terselesaikan hanya dengan
sekali click. Atau apa yah istilahnya digital banking? Bayar pulsa, berbagai
tagihan, beli kebutuhan rumah tangga, membeli music digital, beli coin games
tanpa perlu memasukkan tiga angka penting di belakang kartu debit atau credit. Cukup
masukan username dan password akun bank kita.
Weits, apakah aman? Jika
berbicara aman atau tidak tidak akan ada habisnya. Saya rasa jika salah satu
bank sudah mengeluarkan fasilitas terbarunya. Pasti itu semua sudah termasuk
dalam hal screening keamanan ketat yang tak akan mungkin dipikirkan hanya
sekejap namun beratus juta kali demi keamanan nasabahnya.
Jadi bagaimana apakah sudah
bersiap dengan invasi dunia digital yang sebentar lagi akan membuat hidup dalam
genggaman? Tak perlu repot mencari mesin pembayaran, hanya sekali sentuhan kita
akan merasakan hidup dalam genggaman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar