Film adaptasi video games jarang ada yang bisa memenuhi ekspektasi pecintanya. Jika menurut sebagian orang film Pokemon: Detektif Pikachu ini sudah cukup memenuhi ekspektasi, tapi menurut gue nih film hampir memenuhi.
CHRYSTHOBIKUDUNIAKU, Jakarta – Alur ceritanya memang enak untuk
diikuti walau berantakan, dengan tingkah polah Pikachu yang menggemaskan, namun
sayang endingnya sangat mudah ditebak. Hal ini terlihat jelas ketika film sudah
memasuki pertengahan cerita
Selera Barat dan Timur yang Gagal Dipadukan
Sedianya film Detective Pikachu
mengambil tema anime Jepang. Film yang berada di bawah Universal Studio ini
diadaptasi dari video game keluaran Nintendo tahun 1996, dan diproduksi Warner
Bros. Pikachu sendiri adalah pokemon yang dikenal sebagai salah satu tokoh
utama bersama pemilik utamanya Ash Ketchum di adapsi anime. Pokemon ini adalah
semacam pika berwarna kuning dan memiliki keistimewaan mengeluarkan tenaga
listrik. Pikachu bisa ditemukan di hutan, ladang, dan tempat-tempat sumber
tenaga listrik.
Jika pada film sebelumnya, manusia memburu pokemon dengan cara ditangkap dengan pokeball (bola pokemon), namun di film ini pokemon digambarkan hidup berdampingan
dengan manusia yang menjadi partnernya.
Beberapa tokoh yang dihadirkan
menggambarkan selera Barat dan Timur yang berusaha dihadirkan dalam film.
Selera Barat sendiri tertuang dalam cerita detektif dan konspirasi politik.
Melalui pertemuan Tim Goodman yang diperankan oleh Justice Smith (anak dari
seorang aktor terkenal asal Amerika, Will Smith) dengan reporter magang Lucy
Stevens yang diperankan oleh Kathryn Newton yang sebenarnya sangat sayang
karena cerita tidak digali lebih dalam melalui penggambaran pembungkaman pers.
Rob Letterman, sutradara yang
memiliki rekam jejak dalam menggarap film komedi animasi Amerika Shark Tale dan
Monster vs Alien mempengaruhi pola skenario dan aspek-aspek seninya. Hal ini
terlihat jelas dalam penggambaran cerita yang selalu mengedepankan
rasionalitas, sehingga penyajian latar belakang Pokemon: Detective Pikachu
sangat berantakan dari segi cerita. Animasi yang seharusnya menjadi sebuah
cerita imajinatif yang rasional, Pokemon: Detective Pikachu justru menceritakan
latar belakang yang aneh.
Rob juga berupaya menyajikan
kisah pertarungan antar Pokemon, yang mengambil budaya gladiator zaman Romawi.
Rob menegaskan pokemon sendiri sudah hadir sejak zaman kuno, namun sayangnya
Rob gagal menjelaskan pokemon sebenarnya makhluk apa. Pun halnya dengan
menghadirkan tokoh polisi Jepang, Yoshida yang digambarkan sebagai sahabat baik
Harry Goodman yang diperankan oleh Ryan Reynolds yang juga mengisi suara
Detective Pikachu seharusnya dapat menjadi kunci dan upaya Rob menghadirkan
tokoh beridentitas Jepang namun hanya dijadikan figuran. Kemunculannya saja
bisa dihitung dengan jari.
Awal Mendebarkan, Tengah Mulai Memanas, Sayang Klimaksnya Biasa
Di awal cerita cukup mendebarkan,
terkesan sekali bahwa film ini tidak dapat tertebak bahkan penuh teka teki
sekaligus mengharukan. Di pertengahan cerita emosi gue mulai terbangun dan
berharap ada penyelesaian yang mendebarkan atau setidaknya memberikan anti
klimaks yang mampu membuat gue sebagai penonton terkesima. Nyatanya di
pertengahan cerita, walau sedikit memanas, gue mulai bisa sedikit menebak akhir
dari penyelesaian ceritanya.
Tentang siapa dalang di balik
pembunuhan Harry Goodman, dan siapa sesungguhnya Detective Pikachu yang
digambarkan hanya bisa berkomunikasi dengan partner manusia yang terpilih,
dalam hal ini Tim. Dari awal perkenalan Tim dengan Pikachu, gue merasa ada yang
sedikit aneh dengan penggambaran hubungan antara manusia dan pokemon yang
menjadi partnernya.
Namun jika lo ingin menonton bersama keluarga
terutama anak-anak, film ini cukup ringan sebagai kisah detektif dan ramah
anak, yang sayangnya alur ceritanya berantakan dan sangat mudah ditebak. Tapi
film ini dapat memberikan pengajaran kepada anak-anak untuk saling menghargai
sesama makhluk hidup, dan tidak menjadi orang yang keblinger karena ilmu
pengetahuan yang dimiliki. Penilaian gue terhadap film ini cukup 7 saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar