Selasa, 14 September 2021

5 Kuliner Ini Wajib Dicoba Kalau Travelling ke Cirebon



Cirebon katanya terkenal dengan kulinernya yang khas. Bahkan beberapa ada yang jadi kuliner wajib untuk para traveller yang mampir ke kota yang terkenal dengan udangnya ini.
HOBIKUDUNIAKU - Kalau lo berencana mampir ke kota udang, kota kelahiran gue, lima kuliner ini wajib banget dicicipi :

Nasi Jamblang/Sega Jamblang



Nah ini dia nih kuliner Cirebon yang musti, wajib kamu cicipi. Nasi yang dialasi daun jati ini mirip dengan porsi nasi kucing angkringan Jogja. Saking iritnya porsi nasi jamblang, nggak cukup satu, kadang gue aja bisa sampai dua atau tiga porsi. Lauknya lo bisa pilih sendiri, mirip kayak prasmanan. 

Ada tahu semur, tempe goreng kriuk yang khas warna coklatnya agak hitam, ikan asin jambal roti, tongkol balado, sambel goreng, telor dadar, telor balado, perkedel kentang, sate telor puyuh dan masih banyak lagi. Favorit gue sih biasanya tempe goreng, tongkol balado, ikan asin, sambel goreng, telor balado, perkedel kentang dan sate telor puyuh disiram kuah daging.

Banyak banget yang jualan nasi jamblang, yang paling terkenal tentunya Jamblang Mang Dul di Gunungsari dekat Grage Mall, tapi kalau lo mau yang murah, bisa pilih nasi jamblang di depan mall Grage, depan CSB Mall, Jamblang Bu Nur, atau Nasi Jamblang belakang Gereja Filadelfia (Jalan Benteng), lupa nama yang jualan siapa. 

Di situ juga enak, murah pula, tapi kalau hari Minggu dan Senin nggak jualan. Nggak tahu deh sekarang masih jualan nggak. Harga satu porsi nasi jamblang bervariasi tergantung lauk yang lo ambil. Tapi untuk jaga-jaga biasanya gue bawa uang Rp50.000 untuk makan nasi jamblang favorit gue.

Empal Gentong dan Empal Asem



Masakan mirip gulai yang dimasak dengan menggunakan kayu bakar di dalam gentong ini menjadi kuliner favorit traveller yang berwisata ke Cirebon. Dulu gue sering bahkan wajib menyantap kuliner yang satu ini kalau pulang kampung ke Cirebon. 

Berisi daging sapi, usus, babat, dan jeroan lainnya, kuah kuning yang terasa santan dan kunyitnya ini hampir selalu membuat traveller, pecinta kuliner, dan perantau asli Cirebon seperti gue kangen berat.

Di mana yang enak? Banyak sebenarnya yang enak, tapi memang yang terkenal adalah empal gentong Hj. Apud, dan cabang Mang Dharma. Tapi gue paling sering makan itu empal gentong Ibu Dharma, istri dari mendiang Mang Dharma. 

Karena di sini tempatnya tidak terlalu luas, dan tidak seramai Empal Gentong Mang Dharma yang sekarang diteruskan oleh putranya dan berubah menjadi Empal Gentong Putra Dharma. Di cabangnya yang di jalan Diponegoro. 

Walau yang nerusin istrinya tapi rasanya masih enak, malah jauh lebih enak dibanding yang dikelola anaknya. Kuahnya lebih terasa, dan boleh minta kucai banyak pula. Lo bisa pesan sesuai request isi jeroan atau dagingnya, dan langsung dibuat saat itu juga kecuali kuahnya yang sudah tersedia di dalam gentong. 

Nah kalau lo nggak mau makan yang bersantan, bisa coba empal asem, dan lo bisa mencoba empal asem yang di Plered. Gue sih belum pernah cobain tapi menurut beberapa orang yang pernah ke sana empal asemnya enak. Harga satu porsi empal gentong dan empal asem kira-kira Rp23.000, bisa berbeda tergantung tempat dan varian daging atau jeroan yang dipilih. Kalau lo mau yang umum dan tidak ada request sih, biasanya dicampur. 

Saran gue tanya dulu sebelum beli yah, karena di beberapa tempat suka mark-up harga apalagi kalau tahu lo dari luar kota. Gunakan Bahasa Cirebon seolah lo memang asli situ, jadi nggak dikasih harga mahal. Namun ada juga tempat yang sudah memberi harga standar, dan nggak bisa ditawar pastinya. Empal gentong ini paling enak dimakan panas bersama kerupuk kulit yang biasa disediakan di meja panjang.

Nasi Lengko dan Sate Kambing



Ini makanan satu paket, tapi kalau lo vegetarian makan nasi lengko juga enak kok. Nasi putih dengan taburan tempe, tahu goreng, mentimun, tauge, kucai, bawang goreng, dan siraman saus kacang yang langsung diracik begitu dipesan.

Ada tiga yang gue rekomendasikan, yang pertama di dekat rumah gue di jalan Bahagia. Di sini lo bisa pesan satu porsi sate kambing yang pasti nggak habis kalau dimakan sendiri. Satu porsi berisi 10 sate kambing yang empuk, kecap manis, dan bumbu kacang yang lezat. 

Makan nasi lengko paling sedap jika ada kerupuk aci putih. Tapi hati-hati yah itu kerupuk tidak gratis lho, lo musti jujur kalau makan kerupuknya berapa biji.

Yang kedua nasi lengko Ibu Tini di Jalan Pagongan, tempatnya tidak terlalu besar, tapi rasanya tak kalah lezat. Dan yang ketiga adalah nasi lengko H. Barno yang tidak jauh dari nasi lengko Ibu Tini di Jalan Pagongan. 

Harga nasi lengko di tiga tempat ini berkisar sekitar Rp10.000 s/d Rp 13.000. sedangkan untuk satu porsi sate kambing berkisar antara Rp20.000 s/d Rp40.000.

Docang, Makanan Para Wali



Nah ini dia kuliner yang udah jarang ditemui. Makanan khas Cirebon ini ternyata makanan para wali. Menurut penjual bernama Ibu Wiwin yang membuka warungnya di Jalan Kesambi, Cirebon ini dulu ada pangeran yang sangat membenci para Wali karena menyebarkan agama Islam di pelosok Jawa. 

Pangeran berencana meracuni para Wali dengan membuat jenis makanan baru dari sisa-sisa makanan para Sultan yang tidak habis. Setelah itu dihidangkan ke para Wali yang sedang berkumpul di Masjid Agung Keraton Cirebon. 

Rencana jahat itu berhasil, karena docang itu dimakan oleh para Wali, namun ajaibnya racun yang dicampurkan ke dalam docang tidak berpengaruh. Justru para Wali menyukai masakan tersebut setelah memakannya.

Docang sendiri singkatan dari kacang dibodo (dibacem) atau tempe bungkil. Terbuat dari lontong yang diiris-iris kecil, ditaburi parutan kelapa muda, irisan daun singkong dicampur tauge yang telah direbus, dan kerupuk kecil-kecil berwarna putih yang gurih tapi bukan kerupuk aci. Lalu disiram kuah panas berisi dage (oncom) yang dihancurkan, sehingga mengapung di bagian atas kuah.

Tahu Gejrot



Makanan ini dulu waktu kecil biasanya gue nikmati sore hari. Penjualnya ibu-ibu setengah baya  dengan pikulan di atas kepala. Biarpun sering dilarang nyokap karena penjualnya cukup jorok, dan bau badan, tetap saja gue langgar, karena rasanya yang enak.

Tahu gejrot ini jajanan favorit gue, berisi tahu goreng yang dipotong kecil-kecil, dicampur ulekan cabe rawit, bawang merah, dan gula merah, lalu disiram kuah gula merah. Nah ini yang unik kenapa dinamakan tahu gejrot, karena kuahnya saat disiramkan berbunyi jrot jrot. 

Itu cara penjual tahu gejrot menyiramkan kuah tahu gejrot yang menjadi asal muasal nama jajanan khas Cirebon ini. Kalau lo mau beli di pasar Kanoman banyak, satu porsi sekitar Rp3.000 s/d Rp5.000 tapi bisa ditawar sih sesuai keinginan lo mau berapa biji tahunya.

Nah itu dia lima kuliner khas Cirebon yang wajib dicoba kalau lo travelling ke kota udang, kota kelahiran gue. Sebenernya masih banyak lagi kuliner khas Cirebon yang bisa lo cicipi seperti mie koclok, sate kalong, mie petruk di dekat pasar Kanoman yang jualnya mulai jam 7 malam tapi banyak micin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar